Header Ads

Fakta Bentrokan di Batam, Belasan Pelajar Pingsan Terimbas Gas Air Mata

 


Kdslots News - Bentrokan terjadi di Pulau Rempang, Batam. Kejadian ini membuat polisi menembakkan gas air mata dan mobil water canon untuk memecah massa.
Saat bentrokan, tim terpadu yang terdiri Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam berusaha menerobos masyarakat yang berjaga di Jembatan IV Barelang Pulau Rempang. Berikut informasi selengkapnya.

1. Awal Mula Bentrok di Pulau Rempang Batam
- Versi warga


Dilansir kd nusantara, Bobi, salah satu warga Rempang mengatakan, bentrokan antara tim terpadu dan masyarakat terjadi pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Ia menyebutkan warga sengaja berjaga di Jembatan IV Barelang karena mendapatkan informasi pemasangan patok pada hari ini.

"Kejadian bentrokan sekitar pukul 10.00 WIB. Kami dapat informasi hari ini ada pemasangan patok batas di Pulau Rempang. Aparat memaksa masuk untuk melakukan pemasangan patok tata batas di Pulau Rempang," kata Bobi, Kamis (7/9/2023).

- Versi BP Batam

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam Ariastuty Sirait mengungkapkan peristiwa yang sebenarnya terjadi tidak demikian. Menurutnya, masyarakat yang mengatasnamakan warga Rempang terlebih dulu melemparkan batu dan botol kaca ke arah personel keamanan yang akan memasuki wilayah Jembatan 4 Barelang.

Bahkan, sejumlah oknum tak bertanggung jawab juga terus melemparkan batu meski petugas kepolisian telah mengimbau melalui pengeras suara agar barisan massa tidak gegabah dalam mengambil tindakan.

"Informasi dari tim di lapangan, sudah ada beberapa oknum provokator yang ditangkap pihak kepolisian. Beberapa di antaranya bahkan didapati membawa parang dan sudah berhasil diamankan," ujarnya di Batam dilansir Antara.

Pihak BP Batam mengimbau masyarakat Kota Batam tidak terprovokasi isu miring terkait pengukuran yang akan dilakukan di Kawasan Rempang. Hal itu seiring dengan beredarnya informasi terkait tindakan represif tim gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Ditpam BP Batam, dan Satpol PP terhadap masyarakat yang menghalangi jalannya tugas personel.

2. Ada Tembakan Gas Air Mata
Polisi menembakkan gas air mata untuk memecah massa pada bentrokan di Pulau Rempang, Batam. Udin, salah seorang warga menyebutkan akibat tembakan gas air mata, siswa sekolah ikut terdampa, salah satunya di SMP 22 Rempang

"Tim terpadu sudah bergeser ke Sembulang. Ada beberapa Siswa SMPN 22 Rempang pingsan akibat kena gas air mata," ujarnya.

Ia menjelaskan, para pelajar tersebut lemas akibat terkena gas air mata. Para siswa yang terkena tembakan gas air mata dilarikan ke klinik Marinir.

"Jadi kejadiannya sekitar pukul 10.00 WIB. Gas air mata masuk ke halaman sekolah, asapnya sampai masuk ke sekolah. Kemudian guru menyuruh murid untuk mengungsi ke belakang hutan sekolah. Pas prosesnya, anak-anak yang tak kuat ada beberapa yang pingsan," ujarnya.

3. Suasana Sudah Kondusif
Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) Irjen Tabana Bangun memastikan situasi sudah kondusif usai warga Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau, sempat bentrok dengan aparat. Bentrokan diketahui disebabkan oleh adanya kegiatan pengukuran lahan untuk pengembangan proyek Rempang Eko City.

"Kegiatan berjalan dengan baik dan tidak hal krusial yang terjadi. Masyarakat juga sudah menyadari dan pulang ke rumah masing-masing, dan anggota tidak ada kegiatan yang menonjol di lapangan," ujar Tabana usai meninjau di lokasi, dilansir Antara, Kamis (7/9/2023).

Terkait keributan, menurutnya tindakan yang dilakukan personel sudah tepat. Karena sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat terkait pengembangan pulau tersebut.

"Adapun mungkin tadi ada hal-hal yang sedikit mengganggu, itu adalah dampak dari pengamanan ini," katanya.

"Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih kondusif seperti yang kami harapkan," tambahnya.

4. Soal Siswa Pingsan dan Bayi Tewas Akibat Bentrok di Rempang Batam: Hoaks

Polri membantah informasi yang beredar soal bentrokan di Pulau Rempang, Batam hingga menyebabkan sejumlah siswa pingsan dan bayi tewas karena gas air mata. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menegaskan informasi tersebut tidak benar.

"Terkait dengan informasi-informasi yang berkembang yang menyampaikan adanya beberapa siswa pingsan, bahkan ada yang menyebutkan ada seorang bayi meninggal dunia itu adalah tidak benar," kata Ramadhan kepada wartawan di gedung Bareskrim Polri, Jumat (8/9/2023).

Ramadhan mengatakan bentrokan petugas dengan warga itu tak memakan korban. "Jadi tidak ada korban, saya ulang tidak ada korban dalam peristiwa kemarin," imbuh Ramadhan.

Ramadhan membenarkan jika aparat kepolisian menembakkan gas air mata. Gas yang tertiup angin membuat warga sekitar mengalami gangguan penglihatan sementara.

"Yang ada, karena tindakan pengamanan oleh aparat kepolisian dengan menyemprotkan gas air mata, ketiup angin sehingga terjadi gangguan penglihatan untuk sementara," jelas Ramadhan.

Namun, Ramadhan menyampaikan Polda Kepri langsung menghadirkan tim kesehatan untuk membantu warga yang penglihatannya terdampak gas air mata. "Dan pihak Polda Kepri sudah membantu untuk membawa ke tim kesehatan," tambah dia.

5. 8 Orang Ditangkap

Sebanyak delapan warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), ditangkap polisi. Polri menyebut mereka diamankan karena membawa senjata tajam hingga batu, yang diduga untuk merusuh.

"Kemudian terkait beberapa orang yang diamankan oleh pihak aparat keamanan, kami sampaikan ada 8 orang," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/9/2023).

"Mengapa diamankan? Karena 8 orang tersebut membawa beberapa senjata tajam, ada yang membawa katapel, ada yang membawa batu dan membawa barang-barang atau benda-benda yang berbahaya ya," imbuh Ramadhan.

6. Polri soal Bentrok di Pulau Rimpang: Kita Tidak Bentrok, tapi Mengamankan

Polri berharap kericuhan yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), tak dinarasikan sebagai bentrokan aparat dengan warga setempat. Polri menegaskan kehadiran personelnya guna mengamankan kegiatan pengukuran lahan untuk pengembangan proyek Rempang Eko City.

"Jadi jangan dibawa ini bentrok ya. Ini adalah kegiatan aparat keamanan ya, di mana ada masyarakat yang tidak memahami keberadaan aparat keamanan untuk melakukan pengamanan kegiatan tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/9/2023).

Ramadhan menuturkan keberadaan Polri bukan untuk berhadapan dengan warga. Dia pun menekankan kini situasi sudah kondusif.

"Jadi kita tidak bentrok, tapi kita melakukan pengamanan. Sekali lagi poinnya adalah situasi kondusif, tidak ada korban di pihak masyarakat dan di pihak aparat keamanan," ujar Ramadhan.

7. Polri Jelaskan Penyebab Tembakan Gas Air Mata

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menerangkan sebab terjadinya tembakan gas air mata, yakni untuk membubarkan warga yang menghadang proses pengukuran lahan. Ramadhan menyebut sejumlah warga datang dengan membawa senjata tajam, katapel, dan batu.

"Ini adalah kegiatan pengamanan, imbas dari pada gas air mata yang tujuannya adalah untuk membubarkan warga. Ada beberapa masyarakat yang diamankan ya, itu karena 8 orang yang diamankan tersebut karena membawa batu, membawa benda tajam, dan membawa benda-benda berbahaya lainnya," tegas Ramadhan.
Download kdslots, kdslots game, kdslot game, kdslots indonesia, login kdslots, kdslots register



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.